Hidup memang tak tahu peran apa yang akan di dapat. Begitu juga dengan saya yang tak mengerti mengapa ada di sebuah rumah yang begitu megah namun perannya tak pernah tampak dan penting. Karena bisa diganti kapan saja baik dengan model yang lebih baru atau teknologi yang lebih canggih. Sapu, ya sapu adalah sebuah alat yang wajib ada di sebuah rumah semegah apapun. Namun keberadaan alat yang lebih memudahkan bahkan lebih up-to-date macam mesin sedot debu membuatnya sedikit tersisih.
Beginilah yang terjadi dalam sebuah rumah mewah yang tampak indah dari luar namun nyatanya memberikan luka pada beberapa korban. Tak berani bersuara karena memang tak mampu, atau bahkan tak berani karena dianggap tak layak sebuah sapu mengutarakan keluhan. Tugasmu hanyalah di setir untuk melakukan kebersihan tanpa ada yang peduli perasaan yang bergolak.
Status rendahan menjadikannya tampak tak layak bersanding di ruang tamu. Bahkan harus rela berada di belakang jauh di pojokan. Hanya digunakan ketika dibutuhkan atau memang sebagai pengganti. Begitulah yang sedang terjadi. Tak banyak yang bisa dilakukan sebuah sapu selain bergerak dengan komando sang supir.
Melelahkan, sangat melelahkan. Hanya mampu memandang yang lain dari kejauhan. Semakin mendekat semakin jauh rasanya. Sapu didekati hanya untuk dimanfaatkan tanpa perlu dipajang. Tapi sempat terlintas di benak sapu apa perlu untuk tampil di depan. Meski harus rela tetap dianggap remeh. Keberadaan sapu memang tak penting untuk penampil. hanya berfungsi ketika akan dan sudah selesa sebuah tampilan di gelar. begitulah sapu bertugas. tak pernah mendapat porsi pencitraan namun begitu dicari sebagai pembersih kotoran,

0 Komentar