Review Film - Daysleepers (Kisah Dua Jendela)

Sutradara dan penulis skenario : 
Paul Agusta
Pemain : 
Dinda Kanyadewi
Khiva Iskak
Joko Anwar

Assalamualaikum

Kembali lagi bersama saya AFaSubekti. Kali ini saya akan mereview sebuah film yang berjudul Daysleepers (Kisah Dua Jendela) yang ditulis sekaligus di sutradarai oleh Paul Agusta. Film ini sebenarnya sudah lama keluar tetapi saya baru bisa menonton setelah tersedia di layanan streaming bioskoponline.id. 

Film ini bercerita tentang para pekerja malam. Eits bukan yang pekerja yang aneh - aneh ya. Tapi seorang pekerja kantoran yang mendapatkan jam kerja dimalam hari. Dan seorang penulis yang selalu setiap malam menulis di sebuah cafe. Mereka selalu pulang saat pagi. Dengan kata lain orang yang bekerja di frekuensi waktu yang berbeda dari orang biasanya.

Kisah yang sebenarnya mengangkat rutinitas menjenuhkan, namun harus dilakukan karena ada sebuah kebutuhan yang menjadi motivasinya. Saya sendiri merasakan betul emosi film ini. Artinya saya menikmati dan terbawa dengan kejenuhan yang dialami Andrea (diperankan oleh Dinda Kanyadewi). Bagaimana tidak, Dia harus bekerja setiap malam dan sendirian sampai pagi. Bahkan pekerjaannya bukan kaleng - kaleng, seorang trader. Dan ini sangat menjenuhkan. Sudah bekerja di saat malam, sendiri dan ngurusi pergerakan angka - angka yang sangat rumit. Bagaimana sudah lengkap kan jenuhnya. Hahahaha. 

Sementara tokoh lain bernama Leon (diperankan oleh Khiva Iskak) yang merupakan seorang penulis yang sudah 2,5 tahun di tinggal istrinya yang meninggal. Sehingga harus berhenti beberapa tahun untuk menulis karena fokus pada anaknya. Karena royalti yang semakin menipis, dia memutuskan untuk kembali menulis. Dia selaku menulis di sebuah cafe milik Tito (diperankan oleh Joko Anwar). Namun, beberapa hari di sana Leon tak bisa mendapat ide tanpa ada hasil apapun selain menghabiskan kopi, kalah menang catur online dan buka tutup sosial media. 

Dua orang ini saling memperhatikan satu sama lain melakui jendela. Andrea dari jendela kantornya dan Leon dari jendela cafe. Mereka saling penasaran tanpa pernah bertemu secara langsung. Sebuah kegabutan hakiki bukan, hahahaha. Andrea jenuh karena rutinitas serupa setiap harinya selama 5 tahun. Sementara Leon jenuh karena terjadi writter's block. Leon memanfaatkan rasa penasaran dengan sosok dibalik jendela perkantoran itu sebagai ide. Sementara Andrea memanfaatkan penasaran dengan seorang di balik jendela cafe sebagai pemecah kejenuhannya. 

Film ini sangat memberikan emosi kejenuhan yang luar biasa. Sebuah film yang membuat saya ikut dalam suasana didalamnya. Pengambilan gambarnya juga cukup baik. Jalan ceritanya sebenarnya menjenuhkan akan tetapi karena tema filmnya tentang kejenuhan jadi hal ini justru memberikan power tambahan untuk film ini. Ada beberapa gambar yang entah mis atau apa tapi saya merasa itu aneh. Seperti jam pulang Andrea di jam dinding kantornya menunjukkan sekitar jam 8 kadang jam 10 tetapi suasana di luar jendela kantornya masih petang. Hal itu sedikit mengganggu. Serta adanya watermark, yang sedikit mengalihkan fokus saya ketika menonton.

Mungkin itu saja yang bisa saya review dari film ini. Jangan lupa tonton filmnya di bioskoponline.id dengan harga Rp. 5.000,- saja. Baiklah cukup sekian dan

Wassalamu'alaikum

Posting Komentar

0 Komentar