Elang - Nicolas Saputra
Biru - Reza Rahadian
Gerhana - Tara Basro
Cempaka - Christine Hakim (Tua) Prisia Nasution (Muda)
Naga Putih - Darius Sinathrya
Rilis - Tahun 2014
Produksi - Miles Film dan Kompas Gramedia Studio
Musik - Erwin Gutawa
Original Soundtrack - Fly My Eagle (Anggun Cipta Sasmi)
Produser - Mira Lesmana
Assalamu'alaikum
Kembali lagi bersama saya AFaSubekti. Kali ini saya akan mereview sebuah film yang berjudul Pendekar Tongkat Emas. Sebuah film yang sudah rilis sejak 2014 lalu. Dan kebetulan saya baru bisa menonton ketika sudah tersedia di layanan streaming vidio.com.
Film yang berlatar di masa lalu atau lebih di kenal dengan genre kolosal ini sangat unik. Tak tanggung-tanggung Mira Lesmana menggandeng sutrada Ifa Isfansyah dan pemeran papan atas seperti Nicolas Saputra dan Reza Rahadian bahkan aktor kawakan Slamet Rahardjo dan Christine Hakim turut andil dalam film ini. Musik orkestra bernuansa kolosal digarap begitu menggelegar oleh Erwin Gutawa. Tak ketinggalan, Original Soundtrack dengan lagu berjudul Fly My Eagle yang liriknya di tulis Mira Lesmana dan musiknya oleh Gita Gutawa serta di aransemen oleh Erwin Gutawa, terasa mewah sekali. Dengan sokongan dana 25 Miliar membuat film ini terasa wajar jika di lihat dari sisi produksinya. Dan yang sangat mengagumkan adalah lokasinya, begitu mewah dan indah sekali. Sumba memang luar biasa.
Film ini diawali dengan narasi dari seorang Cempaka (diperankan oleh Christine Hakim) tentang makna dunia persilatan. Dengan scen yang cukup menjelaskan bahwa Cempaka adalah pendekar sakti pemegang Tongkat Emas yang cukup di hormati. Cempaka memiliki 4 murid. Biru (diperankan oleh Reza Rahadian) sebagai murid terkuat, Gerhana (diperankan oleh Tara Basro) dan Dara (diperankan oleh Eva Celia) mereka bertiga adalah anak dari lawan - lawan yang kalah di tanga Cempaka. Satunya adalah Angin (diperankan oleh Aria Kusumah) murid termuda Cempaka yang sejak bayi di rawat karena di buang orang tuanya.
Setelah tiba masa di mana Tongkat Emas akan diwariskan, Cempaka memilih Dara sebagai pewarisnya. Hal ini membuat Biru dan Gerhana kesal. Biru merasa harusnya Tongkat Emas diwariskan kepadanya. Gerhana juga menginginkan hal itu. Kejadian ini membuat Biru dendam. Hingga suatu ketika dalam perjalanan untuk melatih dara agar menguasai jurus Tongkat Emas, Cempaka di bunuh oleh Biru dan Gerhana. Dara dan Angin yang sempat melakukan perlawanan, kalah dan jatuh ke jurang beserta Tongkat Emasnya. Ada orang yang menolong mereka.
Biru dan Gerhana yang kehilangan jejaknya, mencoba membangun kekuatan dengan melakukan fitnah bahwa Dara dan Angin yang membunuh Cempaka. Hingga menyebabkan Dara dan Angin menjadi buronan. Selama menjadi buronan Dara dan Angin tinggal di sebuah perkampungan. Orang yang menolong mereka berasal dari kampung ini. Ada saat dimana keberadaan mereka diketahui oleh Biru dan Gerhana. Sehingga ada beberapa pasukan yang datang, namun mereka bersembunyi. Ketika mereka tahu bahwa warga kampung itu di siksa. Angin mengorbankan diri menolong warga, sementara Dara harus terdiam membeku karena terkena jurus totok Angin. Angin akhirnya menyerahkan diri.
Dara mencoba menolong Angin. Syaratnya harus barter dengan Tongkat Emas yang dimilikinya. Akhirnya Dara memilih menyelamatkan Angin. Ternyata Biru dan Gerhana tak berniat barter saja. Mereka menginginkan Dara dan Angin mati. Kembali Angin mengorbankan dirinya, kali ini dia harus mati. Dara yang kembali bertemu denga. Penolongnya tadi berkenalan. Elang (diperankan oleh Nicolas Saputra) yang merupakan anak dari Cempaka (saat muda diperankan oleh Prisia Nasution) dan Naga Putih (dipernakan oleh Darius Sinathrya). Dara memintanya ilmu Tongkat Emas. Karena ilmu itu harus berpasangan Dara dan Elang akhirnya berpasangan. Dara dan Elang akhirnya merebut Tongkat Emas dengan sebuah pertarungan yang menewaskan Biru dan Gerhana.
Film ini sangat menarik. Gambar setiap scene yang ditampilkan sangat menawan. Ditambah lagi dengan nuansa Sumba yang sangat menakjubkan. Pemeran yang memiliki kualitas yang patut diacungi jempol. Pengenalan karakter yang berlimpah di eksekusi dengan sangat baik. Hanya saja dialog yang terkesan hafalan tampak terdengar kaku. Terutama Aria Kusumah, Eva Celia dan Tara Basro. Serta pelafalan beberapa kata yang kadang ada kesalahan saat di dengar. Terlepas dari itu semua film ini layak ditonton karena sangat banyak kalimat - kalimat yang bermakna dan memiliki pesan.
Baiklah sekian dulu review kali ini. Jangan Lupa saksikan filmnya. Semoga bermanfaat, Sekian dan
Wassalamu'alaikum

0 Komentar