Generasi Muda Desa Bumiaji Kota Batu Mulai Enggan Menjadi Petani

Papan Nama Desa Bumiaji

Desa Bumiaji, yang menurut beberapa riwayat merupakan awal mula terbentuknya peradaban di utara sungai Brantas Kota Batu adalah sebuah Desa yang terkenal dengan Pertaniannya. Memiliki luas sekitar 845 hektar dan Memiliki lahan pertanian berupa sawah dengan luas sekitar 97 ha dan tegal / ladang sekitar 212 ha sehingga mayoritas masyarakatnya berkegiatan sebagai petani. Desa ini terdiri dari 12 RW dan 39 RT serta terbagi dalam 4 Dusun. 


Sayangnya mayoritas masyarakat yang bertani adalah masyarakat generasi tua. Generasi muda lebih memilih bekerja ke Kota atau berwirausaha yang tak berhubungan langsung dengan  pertanian. Kalau pun ada yang berhubungan dengan pertanian generasi muda lebih memilih berwirausaha pengolahan hasil pertanian bukan produksi hasil pertanian. Alhasil, desa ini tergolong desa yang kekurangan kader petani. Generasi muda ketika di minta tentang pengembangan lahan, yang terbesit di pikiran mereka adalah mendirikan cafe, mendirikan pabrik, mendirikan villa dll. Konsep pengembangan yang mereka pikirkan mengikuti status Kota yang berslogan Kota Wisata. Maka tak heran jika generasi muda lebih memilih mengikuti perkembangan itu dengan mengambil peran sebagai penyedia fasilitas wisatawan. Ketimbang menjadi petani yang memproduksi hasil pertanian seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. 


Dampaknya banyak lahan pertanian yang di alih fungsikan menjadi bangunan atau tempat wisata.  Terpantau ada sekitar 5 atau lebih lahan pertanian yang di rubah menjadi warung atau cafe, itu yang tercatat oleh saya. Ada juga beberapa lahan yang dirubah menjadi tempat pariwisata buatan. Tak jarang perbedaan cara pandang generasi tua yang masih ingin bertani dan generasi muda yang mulai terbuka dengan pariwisata sering berselisih paham. Mereka seolah memilik jarak, sehingga tak sedikit anak petani yang enggan meneruskan kegiatan orang tuanya dengan menjadi petani juga. 


Tentu ini harus segera dicarikan solusi. Tak bisa dibiarkan begitu saja. Pemerintah Desa harus segera berunding dan bermusyawarah dengan masyarakat lintas generasi guna mencari solusi terbaik. Saya tidak anti Pariwisata, namun Pariwisata tak harus mengorbankan mata pencaharian utama masyarakat. Petani adalah pekerjaan yang paling dasar. Pertanian tak harus dikorbankan karena perubahan status kota menjadi kota wisata. Banyak cara menjadikan pertanian sebagai wisata tanpa ada yang dikorbankan. 


Generasi muda harus proaktif dalam pertanian, generasi tua tidak perlu meragukan ide-ide dari generasi muda. Kolaborasi lintas generasi harus segera di bangun. Sehingga Bumiaji bisa kembali menjadi desa yang memiliki kekuatan dari tanahnya, bumi yang memiliki aji. Slogan yang di gadang-gadang pemerintah desa harus direalisasikan dengan menjadikan Desa dengan Tanah yang memiliki kekuatan luar biasa, itulah Amazing Bumiaji. Artinya pertanian di Desa Bumiaji harus menjadi yang terbaik. 

Posting Komentar

0 Komentar