Malas, adalah kata yang menyebabkan penyakit tapi bukan virus atau bakteri. Malas adalah sebuah masalah yang sudah menjadi bawaan manusia. Entah sejak umur berapa malas mulai aktif menyerang manusia. Nyatanya ketika bayi lapar atau haus mereka menangis. Menangis adalah usahanya karena dia belum bisa makan atau minum sendiri. Namun tak jarang ketika sudah mengerti cara makan dan minum sendiri kita masih meminta untuk diambilkan makan atau minum kepada orang tua, istri, adik, teman atau bahkan pembantu karena sudah nyaman di tempat dan malas untuk bergerak (mager).
Saya pun sama, entah kapan munculnya malas tiba-tiba muncul. Mungkin karena jenuh dengan kondisi sehingga membuat saya begitu berat ketika melakukan sesuatu yang seharusnya sudah menjadi tanggung jawab saya sendiri. Keadaan yang begitu-begitu saja, lingkungan kerja yang begitu-begitu saja, Keseharian yang begitu-begitu saja, menjadi alasan utama. Sayangnya tak ada waktu yang cukup untuk membuat hal baru untuk meredakan kejenuhan yang menyebabkan kemalasan itu.
Bahkan hal baru yang sedang saya awali terkadang harus terganggu dengan hal yang begitu-begitu saja. Entahlah, harus seperti apa. Terkadang saya berfikir bahwa quality time untuk hobi atau kesenangan itu memang perlu. Tapi disisi lain saya merasa bahwa kesenangan saya tidak bisa menghasilkan secepat hal yang ketika saya lakukan sangat membosankan. Meski belum sampai merusak hal yang menjadi tanggung jawab saya. Saya merasa jika terus seperti ini, maka kemalasan akan semakin memuncak. Bahayanya akan berdampak pada semua lini yang berhubungan dengan saya.
Oleh karena itu saya mencoba menata kembali agar supaya ada kegiatan yang tidak membosankan. Salah satunya dengan meneruskan kesenangan saya dalam menulis. Meski kesannya cupu tapi tidak buruk lah, karena dunia menulis adalah dunia yang menurut saya bisa sangat inovatif. Dan tidan begitu-begitu saja. Karena ada banyak hal yang bisa di lakukan termasuk bebas berekspresi.

0 Komentar