Keresahan Generasi Muda akan Perpolitikan Indonesia

Gambar dari Pixabay


Di Indonesia, keresahan anak muda terhadap dunia politik dapat dibuktikan dengan kurangnya partisipasi mereka dalam kegiatan politik dan rendahnya tingkat kepercayaan mereka terhadap pemerintah dan lembaga-lembaga politik. Anak muda cenderung merasa jenuh dan abai karena mereka merasa tidak memiliki harapan pada politik dan pemerintahan. Mereka menganggap bahwa politik di Indonesia tidak mengakomodasi aspirasi, mimpi dan kebutuhan mereka. Hal ini harus mendapat perhatian khusus bagi para penggiat politik dan politikus, terlebih lagi menjelang tahun politik, jumlah pemilih yang berusia 40 tahun kebawah mencapai 107 juta lebih atau sekita 53 persenan.  


Faktor yang mempengaruhi keresahan anak muda terhadap dunia politik adalah Rendahnya kualitas berpolitik para Politikus sehingga menghasilkan kualitas kepemimpinan yang rendah di Indonesia. Anak muda seringkali merasa bahwa para politikus tidak memiliki integritas dan moralitas yang baik, mereka merasa apa yang meraka janjikan hanyalah bualan yang realitanya tidak pernah dijalankan. Kesan lebih mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok daripada kepentingan publik juga menjadi faktor lain generasi muda bersikap acuh terhadap perpolitikan Indonesia. Meningkatnya tingkat korupsi dan ketidakadilan di Indonesia, yang justru pelakunya kebanyakan berlatar belakang dari lembaga-lembaga politik juga menguatkan pilihan mereka.


Selain itu, anak muda juga merasa bahwa kepentingan dan suara mereka tidak didengar oleh pemerintah dan para politikus. Hal ini tercermin dalam kurangnya partisipasi anak muda dalam kegiatan politik seperti pemilihan umum dan pengambilan keputusan publik. Anak muda merasa muak dengan dominasi politikus yang merasa lebih paham dan merasa lebih benar, serta memberi kesan memblokade ide-ide dari anak-anak muda. Anak muda merasa hanya diberi tuntutan untuk berprestasi. 


Keresahan anak muda terhadap dunia politik di Indonesia juga disebabkan oleh rendahnya kualitas pendidikan dan tontonan politik di Indonesia. Anak muda tidak mendapatkan pendidikan politik yang memadai dan kurikulum pendidikan tidak menekankan pentingnya partisipasi politik. Perdebatan politik yang sehari-hari tayang juga menjadikan tontonan yang menyebalkan bagi anak muda. Perdebatan yang kebanyakan cenderung saling menyalahkan, mengolok dan menjatuhkan sudah menjadi tontonan yang seolah disajikan secara  sengaja sebagai kebutuhan primer oleh media masa. Nyatanya anak muda tidak menginginkan itu. 


Untuk mengatasi keresahan anak muda terhadap dunia politik di Indonesia, perlu dilakukan reformasi politik yang mengakomodasi aspirasi dan kebutuhan anak muda. Reformasi politik harus dimulai dari perbaikan kualitas kepemimpinan dan pemerintahan yang berintegritas dan inklusif. Selain itu, pendidikan politik harus ditingkatkan dan kurikulum pendidikan harus menekankan pentingnya partisipasi politik.


Selain itu, perlu juga dilakukan upaya untuk meningkatkan partisipasi politik anak muda dengan memberikan akses yang lebih mudah dan inklusif pada proses pengambilan keputusan publik dan membangun sistem politik yang lebih terbuka dan transparan. Beberapa upaya lembaga-lembaga politik menggaet publik figur juga menjadi salah satu cara agar anak muda mau berperan aktif dalam politik Indonesia. Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan keresahan anak muda terhadap dunia politik di Indonesia dapat dikurangi dan anak muda dapat menjadi bagian yang aktif dalam membangun masa depan politik yang lebih baik dan inklusif. Serta mampu mengalihkan kepemimpinan yang berkualitas bagi Indonesia. 

Posting Komentar

0 Komentar