Review Buku - Trave(Love)ing (Roy, Mia, Grahita & Dendi)

Sumber Gambar : Google Search

Assalamu'alaikum 

Kembali lagi bersama saya AFaSubekti. Kali ini saya akan mencoba mereview sebuah buku yang berjudul Trave(Love)ing. Buku yang diterbitkan oleh Gradien Mediatama ini sudah memasuki cetakan ketiga (sampai buku yang saya miliki tidak tahu kalau sekarang). Buku ini saya beli di sebuah bazar buku di salah satu kampus di kota malang. Cetakan pertama buku ini tahun 2012, cetakan kedua tahun 2013 dan cetakan ketiga tahun 2014. Buku setebal 256 halaman ini, ditulis oleh 4 orang yang bertemu dalam sebuah hastag twiter bernama #rhyme, kemudian mereka berteman dan akhirnya bersepakat menulis buku ini bersama. Roy Saputra, Mia Haryono, Grahita Primasari dan Dendi Riandi adalah penulis - penulis buku ini. Mereka memiliki masalah yang sama dan sering mencurahkannya dalam tweeter dan selalu diakhiri dengan #rhyme. Masalah itu adalah berusaha untuk "Move On". Dan mereka memilih traveling sebagai usaha untuk move on itu. 

Ya, move on. Tema itulah yang diangkat mereka dalam buku ini. Tema yang diambil dari kisah mereka sendiri tentunya. Mereka move on dengan traveling ke beberapa tempat baik dalam maupun luar negeri. Mereka lebih banyak bercerita tentang kesulitan move on ketika traveling. Seperti ketika harus mengingat masa lalu ketika di perjalanan, membayangkan keberadaan si dia ketika berada di suatu tempat dan banyak hal lainnya yang sepertinya mengganggu proses move on mereka. 

Roy misalnya harus bernasib sial ketika sang pacar mengakhiri hubungannya karena sang mantan pacar lebih memilih untuk menempatkan cintanya ke hati orang selain Roy. Roy memilih pergi ke Singapura. Seperti biasa, bahwa setiap perjalanan panjang pasti ada berbagai cara untuk menghilangkan kebosanan dan roy memilih mendengarkan lagu. Nahas playlist yang di dengar adalah lagu galau yang amat menyedihkan yang justru terlihat sangat menghambat proses move on si Roy. Tapi playlist lagu adalah pilihan pribadikan. Apa roy akhirnya berhasil move on? Baca bukunya.  Hehehe.

Mia. Dia Lebih ekstream lagi cara move on nya yaitu  memanfaatkan kunjungan kerjanya ke Dubai untuk sekalian jalan - jalan. Tujuannya sama "Move On". Seperti kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke Dubai Mia pun memiliki misi yang sama, bisa masuk dan naik ke lantai teratas gedung pencakar langit "Burj Khalifa" dan berharap itu akan menghilangkan kenangan pahitnya di masa lalu. Apakah dia berhasil? Beli dan baca bukunya dong. Hehehe. 

Grahita juga berusaha move on dengan cara traveling. Dia memilih Bali. Tujuannya tentu menikmati pantai dengan berjemur atau surfing. Seperti kebanyakan wisatawan lain yang ke Bali. Apa dia akan berhasil move on dengan itu? Silakan Cek saja bukunya. Hehehe.

Dendi. Dendi juga sedang move on. Dan traveling menjadi jalan move on nya. Dia memilih kuala lumpur sebagai destinasi travelingnya. Disana dia menonton bola dan melakukan perjalanan tambahan yang sedikit gila, yakni melakukan pengejaran karena penasaran sampai ke luar Malaysia yaitu Negeri Gajah Putih, Thailand. Waduh saya sendiri merasa sangat heran, bisa - bisanya ada orang se nekat itu. Apa yang Dia kerjar? Bacalah Bukunya. Hehehe. 

Hal yang sedikit kurang pas menurut saya adalah penggunaan bahasa " loe gue" khas anak gaul. Sebenarnya tidak ada masalah karena itu bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk buku ini. Tapi untuk saya pribadi kurang begitu pas karena tidak terbiasa, jadi ketika membaca bibir jadi sedikit ikut - ikutan mengeja. 

Baiklah itu saja yang bisa saya review dari buku ini. Jangan lupa beli bukunya. Ingat membacalah sebelum membaca itu dilarang. Sekian dan 

Wassalamu'alaikum 

Review ini juga bisa 

Di baca pada AFaSubekti 

Di Dengar pada Podcast AFaSubekti (Spotify dan Youtube)

Posting Komentar

0 Komentar